CODE HAPENCI

Saturday, January 14, 2006
Pada sejumlah ponsel, ada kombinasi tombol rahasia yang memiliki fungsi-fungsi tertentu, seperti untuk melihat nomor IMEI, tanggal produksi, dan sebagainya. Berikut kami beberkan beberapa di antaranya.Anda bisa memanfaatkannya bila memang sewaktu-waktu membutuhkan jenis informasi tersebut. Tapi hati-hati, sangat beresiko jika Anda salah memencet kombinasi tombolnya.
NOKIA
*#06# menampilan kode IMEI
*#0000# menampilkan versi software
*#92702689# menampilkan info-info tentang ponsel.
*#746025625# menghentikan SIM clock.
*3370# mengaktifkan EFR, membuat suara lebih jernih, namun boros baterai.
#3370# menonaktifkan EFR
*4720# mengaktifkan HR, membuat suara tidak lebih jernih, namun baterai tahan lama.
#4720# menonaktifkan HR
ERICSSON
*#06# menampilkan nomor IMEI
>*<<*<* menampilkan versi software SIEMENS
*#06# menampilkan nomor IMEI
*#0606# menampilkankode-kode rahasia, tapi tanpa memasukkan SIM card.
* # 0000 # lalu tekan tombol hijau, me-reset bahasa pilihan bahasa otomatis
SAMSUNG
*#9999# menampilkan versi software
*#0837# menampilkan versi software dengan instruksi
*#0001# menampilkan serial parameters
*#9125# mengaktifkan smiley saat melakukan charging.
*#9998*228# menampilkan status baterai (kapasitas, voltage, temperatur)
*#9998*246# menampilkan status program

Jargon
IMEI International Mobile Equipment Identifier. Nomor identitas ponsel yang terdiri dari 15 angka. Nomor IMEI ini juga biasanya terdapat dalam label di dalam bodi ponsel atau di pembungkusnya.
EFR Enhanced Full Rate. Fitur untuk memilih kualitas suara yang paling baik dari sebuah ponsel. Fasilitas ini mesti didukung oleh operator jaringan.
HR Half Rate. Fitur ponsel untuk melakukan coding agar kapasitas transmisi ke jaringan berkurang.
SIM Subscriber Identity Module. Jenis kartu yang biasa digunakan untuk ponsel-ponsel jenis GSM. Kartu tersebut berisi microchip yang dapat menyimpan informasi dan mengenkripsi transmisi data dan suara. Kartu SIM ini juga berisi data untuk mengidentifikasi ponsel dengan operator jaringan.
posted by wahjoe at 12:35 AM | Permalink | 3 commenti

Tanya Yuk Istilah GSM Apa Aja ?

GSM Umum Apa itu GSM?
GSM pada awalnya merupakan singkatan dari Groupe Speciale Mobile, sebuah komite dari Conference of European Posts and Telecommunications yang ditunjuk untuk mengembangkan komunikasi nirkabel dan kemudian lebih dikenal sebagai Global Systems for Mobile communications (GSM), dikembangkan pertama kali di Eropa dengan frekuensi utama 900MHz merupakan sistem komunikasi digital nirkabel generasi kedua (2G)
Apa itu kartu SIM?
Merupakan singkatan dari Subscriber Identity Module, kartu yang berisi data-data network ID operator, telephon operator, PIN maupun data-data pengguna seperti phonebook atau sms
Apa itu IMEI?
International Mobile Equipment Identity, merupakan kode identitas unik dari perangkat ponsel yang diakui secara internasional, kode umum untuk mengetahui IMEI ponsel anda: *#06# Siapa saja Operator GSM di Indonesia?
Telkomsel, Indosat-Satelindo, Excelcomindo, Lippo-Telecom
Apa saja produk operator GSM Indonesia?
Telkomsel Halo, AS dan Simpati, Indosat IM3, Indosat Matrix, Indosat Mentari, XL Bebas dan Jempol
Servis dan Fitur GSM Apa itu Call Waiting, Call Hold dan Multiparty Calling?
Call Waiting adalah servis yang memungkinkan penelpon untuk masuk ke nomer yang dituju meskipun sedang ada pembicaraan dan dengan Call Hold pemakai ponsel untuk sementara waktu dapat menghentikan percakapan dengan penelpon pertama kemudian diganti dengan penelpon kedua dengan tidak memutuskan penelpon pertama. Sedangkan Multiparty Calling (Comference Call) merupakan servis yang memungkinkan penelpon pertama dan kedua diatas untuk berbicara bersama-sama dengan yang ditelpon bertiga. Berapa banyaknya penelpon yang bisa konferensi bersama-sama tergantung kemampuan dari Operator.
Apa itu FR, HR dan EFR?
Codec (coder dan encoder) yang mengubah sinyal menjadi data suara, menentukan kejernihan suara yang didengar dari ponsel, FR (Full Rate) mempunyai kualitas standard, HR (Half Rate) mempunyai kualitas di bawah standard dan EFR (Enhance Full Rate) mempunyai kualitas di atas standard. Supaya ponsel bisa mencapai kualitas EFR makan diperlukan dukungan dari ponsel dan operatornya.
Apa itu SIM Tool Kit? Servis pada kartu SIM yang memungkinkan Operator untuk menawarkan VAS (Value Added Service) kepada pelanggannya, misalkan mobile banking atau download content.
Apa itu CLIP dan CLIR?
Calling Line Identification Presentation (CLIP) adalah servis yang memungkinkan untuk memunculkan identitas (nomer) penelpon sedangkan kebalikannya, Calling Line Identification Restriction (CLIR) digunakan untuk menyembunyikan identitas (nomer) penelpon.
Apa itu SMS dan SMSc?
SMS (Short Message Services) adalah servis berbasis text yang memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan singkat (160 karakter) kepada pengguna ponsel lainnya melalui SMS Centre (SMSc) yang akan mengontrol lalulintas pesan singkat tersebut.
Apa itu WAP? Wireless Application Protocol, sebuah standard yang memungkinkan ponsel untuk mengakses internet dan servis nirkabel lainnya. Apa sih CSD dan HSCSD? Circuit Data Switch (CSD) dan High Speed Circuit Data Switch) merupakan layanan data generasi awal dari GSM untuk mengakses WAP melalui Data Call per sesi (tergantung lama pengaksesan). CSD memiliki transfer rate hingga 14.4 Kbps sedangkan HSCSD memiliki transfer rate hingga 43.2 Kbps.
Kalau GPRS apa dong? Seperti halnya CSD dan HSCSD, GPRS (General Packet Radio Switch) juga merupakan layanan data GSM generasi kedua (lebih tepat lagi generasi 2.5G) yang memungkinkan pengguna mengakses layanan data secara terus menerus (always on) bukan per sesi. GPRS mempunyai transfer rate hingga 171.2 Kbps secara teori tergantung kelasnya (secara riil cuman 50-60 Kbps)
Kelas GPRS? What the....?
Kelas GPRS dibagi menjadi dua, Kelas Slot dan Kelas Servis. Kelas Slot Kelas slot direpresentasikan dengan angka downlink dan uplink (data transfer yang mampu didukung oleh ponsel dari dan ke jaringan) angka downlink/uplink satu mempunyai kecepatan antara 8-12 Kbps, dua 16-24 Kbps dan seterusnya berkelipatan. Rumus kategori kelas slot ini adalah sbb: GPRS Kelas X (downlink+uplink)
GPRS Kelas 1 (1+1)
GPRS Kelas 2 (2+1)
GPRS Kelas 4 (3+1)
GPRS Kelas 6 (3+2)/(2+3)
GPRS Kelas 8 (4+1)
GPRS Kelas 10 (4+1)/(3+2)
GPRS Kelas 12 (4+1)/(3+2)/(2+3)/(1+4) Kelas Servis Direpresentasikan dengan huruf, merupakan kelas untuk membagi pemakaian servis GPRS.
GPRS Kelas A Ponsel yang memiliki kelas A servis GPRS dan GSM dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa ada interferensi dari masing-masing servis
GPRS Kelas B Ponsel yang memiliki kelas B servis GPRS dan GSM dapat dilakukan secara bersama-sama dengan interferensi terhadap GPRS oleh GSM. Misalnya saat menerima telpon/sms maka GPRSnya terhenti otomatis namun tidak putus, bila servis GSM sudah selesai, GPRS nya akan menyambung lagi
GPRS Kelas C Ponsel dengan Kelas C tidak bisa menggunakan servis GPRS bersamaan dengan GSM, kudhu satu-satu secara manual pemakaiannya E Em Es (EMS) dan Em Em Es (MMS) adalah......... Generasi selanjutnya dari sms, Enhanced Message Service (EMS) layanan pesan yang memanfaatkan multiple sms (>160 karakter) untuk mengirimkan data berupa gambar maupun suara dengan kualitas rendah, dipicu oleh teknologi Picture Message yang dikembangkan oleh Nokia, sedangkan MMS (Multimedia Message Service) juga merupakan layanan pesan yang mampu mengirim/menerima data (gambar/suara) berkualitas tinggi melalui layanan data GPRS
Nah, kalo EDGE ntu apaan?
Generasi ketiga (3G) dari layanan data GSM, Enhanced Data Rates for GSM Evolution (EDGE) mempunyai kemampuan layanan data 3x nya GPRS hingga 384 Kbps. EDGE ada kelasnya juga gak? Sama halnya dengan GPRS, kelasnya tidak jauh beda, yang membedakan adalah pada EDGE, 1 Slot merepresentasikan downlink/uplink dengan kecepatan 48-69.2 Kbps. Teknis Bagaimana cara konek ponsel dengan PC (Windows) sebagai modem? Ada beberapa aternatif,
Kabel data (USB/Serial)
IrDA
Bluetooth
posted by wahjoe at 12:24 AM | Permalink | 1 commenti

Ironi, Korban, dan Harapan Operator Selluler

Tanggal 26 Mei 2005 lalu PT Telekomunikasi Selular, atau lebih dikenal dengan sebutan Telkomsel, merayakan ulang tahunnya yang kesepuluh.
Pada tanggal itulah sepuluh tahun lalu diumumkan pembentukan PT Telkomsel sebagai anak perusahaan patungan antara PT Telkom dan PT Indosat, yang masing-masing memiliki saham sebesar 51 persen dan 49 persen.
Tentu tidak banyak orang tahu bahwa nama Telkomsel awalnya adalah brand name dari produk dan layanan telepon seluler percontohan dari PT Telkom di Pulau Batam dan Bintan, yang dimulai sekitar awal Juli 1993.

Pada medio tahun 1993 pula PT Satelindo yang bergerak di bidang penyelenggaraan telekomunikasi satelit domestik dan telepon seluler GSM lahir di Jakarta. Mengambil patokan kedua peristiwa tersebut, tidak salah kiranya bila kini kita mengatakan bahwa pertengahan tahun 2005 ini adalah 12 tahun kehadiran telepon seluler GSM di Indonesia.
Proyek percontohan sistem telepon seluler GSM dari Telkom yang dimulai pertengahan 1993 pada mulanya adalah dimaksudkan untuk ”mempertahankan kedaulatan” udara Indonesia dari ”intervensi” sinyal telepon seluler jenis analog milik Singapore Telecom (SingTel).
Ironisnya, saat ini SingTel menguasai 35 persen saham Telkomsel dan berjaya menduduki dua posisi direktur strategis di antara lima anggota direksi Telkomsel.
Keikutsertaan Indosat dalam pembentukan Telkomsel di kemudiannya adalah dimaksudkan untuk mendongkrak harga Indosat yang saat itu dalam persiapan go public sebagian sahamnya secara dual listed di bursa saham Indonesia (Jakarta dan Surabaya) dan Amerika Serikat (New York).

Dalam rangka penyelesaian proses kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat di beberapa anak perusahaan sekaligus penerapan kompetisi duo-poli pada tahun 2001, Telkom memperoleh kontrol atas Telkomsel, sedangkan Indosat mendapatkan Satelindo. Ironi, kedua perusahaan yang namanya mengandung suku kata ”sat”, kependekan dari ”satelit”, justru fokus di bisnis penyelenggaraan seluler GSM.

Ironi lain—yang di kemudian hari menjadi hikmah—adalah kelahiran PT Satelindo pada tahun 1993 yang mayoritas sahamnya saat itu dimiliki keluarga Cendana. Kekuasaan di sekitar Satelindo kala itu amat ”menabukan” kehadiran jaringan seluler Telkomsel di area Jakarta sebagai kompetitornya. Kenyataan inilah yang kemudian membawa Telkomsel melakukan ”pengembaraan”, yaitu membangun infrastrukturnya mulai dari luar Pulau Jawa, masuk satu-dua kota di Jawa sebentar dan keluar lagi berputar di luar Jawa.

Pembangunan ala gerilya yang menggunakan strategi ”desa kepung kota” inilah yang kira-kira menyemangati pembangunan coverage Telkomsel. Telkomsel sukses menggelar coverage nasional 27 provinsi dari Sabang sampai Merauke pada pengujung tahun 1996, dan pada dasawarsa usianya, Telkomsel telah mencakup seluruh wilayah kabupaten. Adapun Satelindo sejak akhir 2002 telah menutup riwayatnya berkaitan dengan proses peleburan vertikal bersama seluler Indosat M3 ke dalam induknya, PT Indosat, yang sekitar 42 persen sahamnya dibeli oleh STT Singapura.

Operator GSM ketiga yang hadir di tengah masyarakat adalah PT Excelcomindo Pratama dengan merek dagang XL pada Oktober 1996. Kehadiran XL kemudian disusul pada awal 2002 oleh operator penyelenggara telepon seluler GSM kecil-kecilan dengan lisensi operasi di Jawa Timur, yaitu Natrindo milik Lippo Telecom yang bernaung di bawah bendera Grup Lippo.
Korban pun berjatuhan
XL saat ini 27,3 persen sahamnya telah dimiliki oleh Telecom Malaysia (TM), sedangkan Lippo Telecom 51 persen kepemilikannya telah pula berpindah ke operator Maxis Malaysia. Bila kelak dalam waktu dekat saham TM di XL bertambah menjadi 80 persen, lengkaplah ironi penyelenggaraan bisnis empat operator telepon seluler GSM di Indonesia, yaitu total 208 persen sahamnya dikuasai oleh jiran Singapura dan Malaysia.

Kehadiran seluler GSM di tengah masyarakat dengan cakupan operasi yang relatif merata dan ditunjang dengan open distribution channel (ODC) ternyata telah memangsa beberapa korban. Pola distribusi ODC hasil rancangan Telkomsel inilah yang merupakan momentum reformasi, berupa pemisahan nomor telepon yang disimpan dalam kartu SIM—sebagai produk operator—dengan pasar terminal ponsel sebagai barang komoditas bebas.

Korban pertamanya adalah empat operator seluler berteknologi analog NMT dan AMPS yang sejak awal 1990-an bisnisnya berorientasi pada penjualan terminal ponsel ketimbang hubungan telepon. Upaya Satelindo mempertahankan sistem lock- up, yaitu membundel kartu SIM dengan ponsel, pun tidak berlangsung lama karena sekitar September 1996 Telkomsel berhasil menembus ”blokade” Jakarta dan menerapkan pasar bebas ODC yang disusul kemudian dengan peluncuran ”produk sakti” berupa prabayar pertama di Asia, yaitu kartu simPATI, seperti yang kita kenal sekarang ini.

Kehancuran bisnis seluler analog NMT dan AMPS pada tahun 1996 dengan investasi ratusan BTS-nya sebenarnya terlalu dini. Hal ini bukanlah disebabkan life time perangkatnya, tetapi lebih dikarenakan pola pemasaran dari para operatornya yang kaku dan monopolistik, ditambah kelakuan para investornya yang amat pelit dalam membangun coverage.
Kehadiran GSM dua belas tahun silam pada awalnya sangat diharapkan dapat membangun kerja sama saling sinergi berupa pemanfaatan fasilitas kantor- kantor pos yang tersebar luas di seantero negeri, baik untuk jaringan distribusi pemasaran maupun penempatan perangkat BTS. Malang tak dapat ditolak dan untung tak sampai diraih, kelambatan birokrasi di jajaran perusahaan BUMN itu dalam mengantisipasi booming seluler mengakibatkan rancangan saling menguntungkan tersebut tidak pernah mulus terlaksana sampai sekarang.

Mimpi buruk yang menjadi kenyataan akhirnya singgah juga di PT Pos Indonesia. Korban yang cukup mengenaskan akibat kehadiran telepon seluler GSM terjadi di sektor pelayanan surat-menyurat dan telegram. Kemudahan berkirim pesan singkat SMS melalui ponsel GSM secara mutlak meruntuhkan tingginya gunung kartu pos yang dulu sering kita saksikan pada berbagai acara undian di layar televisi.

Korban lain akibat kehadiran telepon seluler GSM adalah bisnis RPUU (radio panggil untuk umum) atau lebih dikenal dengan sebutan pager, yang tanpa ampun nyungsep dilibas habis. Tamatnya bisnis dan pelayanan pager di beberapa kota besar Indonesia amatlah tidak dinyana sebelumnya mengingat tahun 1996-an adalah era keemasan bisnis pager sebagai alat penerima berita dan merupakan life style, dengan tersedianya pesawat-pesawat pager warna-warni berbagai merek beserta aksesorinya di toko-toko elektronika. Bayangkan, berapa banyak investasi yang sia-sia dan berapa banyak pula jumlah operator penyambungan pager saat itu yang harus kehilangan lapangan kerja.

Korban terakhir telepon GSM yang belum sampai mati tetapi sudah dalam keadaan ngos-ngosan adalah pelayanan telepon umum, baik yang menggunakan koin maupun kartu. Antrean panjang orang yang akan menggunakan telepon umum di terminal-terminal bus, stasiun-stasiun kereta api, dan bandara-bandara, yang sepuluh tahun lalu merupakan pandangan sehari-hari, saat ini tidak kita saksikan lagi. PT Telkom pun sepertinya cuek aje pada kondisi fasilitas telepon umum yang terkadang dalam kondisi kumuh, rusak, dan gelap.

Telepon genggam saat ini sudah definitif menjadi kebutuhan masyarakat luas di semua daerah yang terjangkau sinyal seluler, bukan lagi sekadar fashion, gaya hidup, apalagi simbol status. Jumlah penggunanya pun membengkak luar biasa, dalam kurun hanya 12 tahun telah mencapai sekitar 35 juta (53 persen di antaranya adalah pengguna Telkomsel). Bandingkan dengan jumlah pelanggan Telkom yang merupakan induk perusahaan Telkomsel, selama 60 tahun Indonesia merdeka perusahaan monopoli ini hanya mampu membangun customer base sekitar 9,5 juta.

Penghentian pembangunan telepon kabel, dan menggantinya dengan penggelaran fixed wireless access (FWA), di masa depan sudah diperkirakan akan melahirkan pelbagai fenomena baru. Para pemain FWA, baik Esia, Flexi, maupun StarOne, pada umumnya hanya melihat dari sisi investasi capex pembangunan yang murah dan obral-obral nomor, padahal di luarnya terdapat masalah kebutuhan perkantoran, fixed-mobile convergency, lisensi 3G, data pelanggan, sekuriti, mahalnya harga terminal, dan lain-lain.

Harapan masa depan
Multiplier effect dalam kehidupan masyarakat dari kehadiran GSM adalah tumbuhnya industri telepon seluler secara atraktif dan mengesankan di seluruh Indonesia. Di semua kota kita bisa mendapatkan bursa hand phone GSM, baik yang menjual ”hape” baru maupun ”second”, kios-kios paket perdana serta ragam voucher isi ulang dari segala operator GSM yang mengudara.
Begitu pula di seantero kota bertebaran para ritel produk seluler, baik di dalam toko, warung, maupun gelaran. Seluler GSM ternyata tidak hanya padat teknologi dan padat modal, tetapi industri ini di Indonesia telah berubah menjadi sebuah belantika yang amat padat karya. Bila asosiasi wartel pernah mengklaim melibatkan satu juta manusia pekerja, boleh jadi industri seluler Indonesia menutup lowongan kerja sebanyak satu setengah kalinya.
Dalam perspektif lain, para supplier ponsel pun melihat Indonesia sebagai pasar yang luar biasa daya serapnya. Hal ini tentu tidak lepas dari keinginan pamer dan budaya ”biar bokek asal gaya” sebagian masyarakat kita. Akibatnya, banyak produk ponsel kelas atas yang belum dijual di lain negara tetapi sudah launching di Indonesia.

Selama 12 tahun GSM di Indonesia, adakah pembelajaran yang diperoleh darinya?
Penyelenggaraan telekomunikasi adalah sebuah well regulated industry, artinya kita bisa mencontoh regulasi dari negara yang telah lebih maju dengan memodifikasi sesuai kondisi yang ada. Pembangunan jaringan telepon seluler ataupun FWA lainnya, selain membutuhkan dana besar, secara teknis juga memerlukan spektrum frekuensi yang lebar.
Kelemahan regulasi telekomunikasi kita selama lima tahun belakangan ini telah nyata membuahkan banyak permasalahan dalam pengaturan dan penerbitan lisensi, tanpa mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi nasional.

Masih dalam konteks asas manfaat dalam penyelenggaraan jasa nirkabel, pernahkah terbayangkan oleh kita bahwa di setiap kota besar Indonesia akan terpancar dua belas sinyal dari BTS operator yang berbeda? Terdapat empat operator GSM, yaitu Telkomsel, Indosat, XL, dan Natrindo, ditambah delapan operator CDMA, yaitu Mobile-8, WIN, CAC, Mandara, Primasel, Flexi, StarOne, dan Esia. Tidak satu negara pun di dunia yang membiarkan investasi nasionalnya terhambur untuk investasi tanah, gedung, menara, perangkat, dan transmisi bagi penggelaran sistem telekomunikasi seluler yang pada dasarnya serupa oleh 12 penyelenggara sekaligus.

Akibat dari pola bisnis yang hancur-hancuran, kini telah lahir pula tren baru dalam pemakaian nomor telepon yang tersimpan dalam kartu SIM GSM atau kartu RUIM CDMA jenis prabayar yang dijual murah; yaitu beli, pakai, dan buang.

Pemakaian dengan modus seperti ini disebut churn atau discontinue number, jumlahnya diperkirakan sekitar dari 50 persen dari nomor telepon yang dikeluarkan.
Dominasi GSM terhadap sistem seluler yang lain tidak dapat disangsikan lagi. Hampir seluruh peserta kuis SMS yang diundi di stasiun-stasiun televisi tercatat menggunakan sistem GSM. Di lain pihak, sampai saat ini belum ada upaya serius dan terpadu mengatasi dampak negatif dari maraknya pemakaian kartu GSM prabayar di Indonesia sehingga penipuan, ancaman, dan pelecehan melalui SMS tumbuh tanpa halangan.

Namun, sistem prabayar ternyata cocok dengan selera masyarakat kita.

Selusin tahun pengoperasian seluler GSM di Indonesia bolehlah dijadikan sebagai tonggak awal, babak baru dari industri telekomunikasi kita, guna menunjang mobilitas dan produktivitas masyarakat serta sekuriti nasional. Regulator dituntut lebih profesional dan selektif dalam pengeluaran lisensi penyelenggaraan serta izin penggunaan spektrum frekuensi.
Dalam keprihatinan yang mendalam mengingat tidak satu pun operator GSM di Indonesia yang sahamnya tidak dimiliki pihak asing, seharusnya para anak bangsa yang bekerja di dalamnya tetap menjaga rasa memiliki citra budaya dan nasionalisme dalam berkarya.

Bisnis dan produk seluler adalah media yang ampuh dalam pemanfaatan sumber daya bangsa. Salah satunya, merek-merek dagang seperti kartu Halo, Mentari, simPATI, si Jempol, Flexi, Bebas, dan yang lainnya menunjukkan bahwa bahasa Indonesia menyimpan banyak perbendaharaan kata.Pada dekade kedua, bolehlah kita berharap agar tidak lagi ada produk-produk yang merek dagangnya seperti kehabisan akal dan bernuansa judi seperti hoki, as atau ceki, dan sebangsanya. Bukankah bahasa Indonesia kaya dengan keindahan khazanah dan makna? Indonesia, aku cinta kau!
posted by wahjoe at 12:03 AM | Permalink | 0 commenti

Bahaya Jajan di Jalanan

Friday, January 13, 2006
Bukan kali pertama kalau diberitakan jajanan anak sekolah (dan orang dewasa) tidak menyehatkan. Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) memperingatkan (kembali) hal itu baru-baru ini. Apa bahaya rata-rata makanan jajanan kita terhadap kesehatan?Sekitar tahun 80an diberitakan sejumlah akryawan sebuah pabrik semen menderita pusing dan mual sehabis makan siang? Kejadian begini bukan baru sekali. Sudah lama keluhan yang sama muncul pada mereka setiap habis makan siang di sebuah warung makan kakilima. Keracunan makanankah penyebabnya?Ternyata bukan.
Tim Dinas Kesehatan setempat menyelidiki apa gerangan penyebab keluhan yang diderita sejumlah akryawan yang mengonsumsi menu makan siang di warung yang sama. Diduga kuat dari saus tomatnya.Setelah dilacak, saus tomat itu terbuat dari ubi, cuka, dan zat warna tekstil (rhodomin-B). Zat warna tekstil inilah yang diperkirakan berpotensi menimbulkan keluhan tersebut. Berbahayakah?Tentu tidak sekadar pusing belaka yang ditakutkan, melainkan juga bahaya jangka panjangnya. Zat warna tekstil jenis itu bersifat pemantik munculnya kanker bila dionsumsi rutin untuk waktu yang sama.Kita menyaksikan yang ada di meja makan warung nasi, penjual bakmi bakso, dan kantin sekolah, kemungkinan besar jenis saus tomat semacam itu. Kalau tidak, kenapa harganya bisa rendah sekali? Kecurigaan harus muncul bila ada saus tomat semurah itu.Bukan cuma dalam saut tomat, zat warna tekstil rhodomin-B juga konon pernah ditemukan dalam lipstik dan pemerah pipi, selain bahan pewarna panganan dan jajanan, termasuk mungkin dalam sirop murah.
Dalam sebuah reportase belum lama ini, sebuah stasiun TV swasta menyiarkan tayangan betapa merasa tak bersalahnya seorang pembuat sirop yang dijajakan di sekolah, kurang higienis, memakai air mentah (belum dimasak) dan zat warna bautan yang diduga rhodomin-B juga. Hal itu sudah dikerjakannya bertahun-tahun.Sirop dan limun murah di jajanan sekolah ini yang membuat kita prihatin. Generasi anak sekolah (pinggiran, dari ekonomi kurang mampu) kita tengah memanggul risiko terkena kanker saat dewasa, selain bahaya infeksi perut dadakan.
Gula bibit
Selain pewarna, jajanan kalilima yang memang buat kantong ekonomi lemah, dengan harga yang lebih terjangkau, tak mungkin sepenuhnya menggunakan gula asli ( gula pasir maupun gula merah), melainkan memilih gula bibit. Kita tahu gula bibit tidak semuanya aman bagi kesehatan. Sebut saja gula sakarin dan aspartam, yang jauh lebih murah dibanding gula asli.Bisa dipastikan jenis gula bibit murah begini, yang sudah dilarang digunakan, masih saja dipakai oleh rata-rata pembuat makanan dan minuman rumahan. Limun, sirop, saus dan kecap murah, hampir pasti mencamprukan gula bibit, kalau bukan seluruhnya bahan kimiawi berbahaya ini.Pemanis buatan lain tentu ada yang lebih aman, dari daun stevia, misalnya. Namun, karena harganya tidak terjangkau untk membuat kudapan murah, pedagang memilih gula buatan yang lebih murah.Belakangan pemanis buatan aspartam juga gencaar dilarang, lantaran efek buruknya, antara lain diduga terhadap otak. Namun, masih banyak jajanan dan penganan, selain industri makanan yang menggunakan aspartam.
Penyedap
Perhatikan bagaimana tukang bakso pinggir jalan menambahkan bumbu penyedap (sodium gluamic). Dahulu, untuk menuangkan bumbu penyedap (disebut mecin, vetsin) memakai sendok khusus terbuar dari kayu dengan penampang seujung kelingking. Maksudnya paling banyak disedok pun, takarannya hanya seujung kelingking itu.Tidak demikian hal sekarang, rata-rata dituang langsung dari kantong plastik kemasan atau memakai sendok makan, Semakin banyak penyedap dituangkan, semakin gurih rasa barang jualannya.Dari kacamata ekonomi, akan lebih menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena menambah lezat cita rasa jajanan. Air putih (bukan kaldu) yang dibubuhi penyedap banyak-banyak dengan cara murah dan mudah menjadi sangat menyerupai kuah kaldu yang harus tinggi modalnya.Apa bahaya mengonsumsi penyedap banyak-banyak? Ya, bila dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, penyedap buruk efeknya terhadap susunan saraf pusat, selain efek alergi bagi yang tidak tahan (post resntaurant syndrome), juga pusing-pusing sehabis makan di restoran (akibat peneydap).Bagi mereka yang ingin aman, selainmnta tidak pakai penyedap bila memeasan makanan restoran, masakan di rumah sendiri sama sekali bebas penyedap bautan. Rasa gurih sehatnya cukup hanya mengandalkan bahan alami, seperti rasa kaldu ayam, sapi atau ikan belaka. tanpa perlu menambahkan bumbu penyedap buatan.
Formalin
Kita juga mengenal bahan formalin. Selain digunakan baut pengawet mayat agar tidak lekas membusuk, formalin juga masuk ke indsutri makanan (rumahan). Bukan baru sekarang kita mendengar atau mungkin membaca kalau formalin juga masuk indsutri pembuatan tahu.Agar awet tidak lekas rusak (basi),industri tahu (murah) juga memanfaatkan formalin, agar tidak sampai merugi. Tahu yang berformalin dijajakan di mana-mana. Padahal, formalin juga tidak menyehatkan. masalahnya, bagaimana mengontrol begtiu banyak dan luasnya industri rumahan tahu di Indonesia?Formalin juga dimanfaatkan untuk proses pembuatan ikan asin. Penjualan ikan asin di suatu daerah, baru-baru ini diberitakan menurun akibat kedapatan pembuatannya memakai formalin agar lebih awet.Selain formalin kita juga membaca atau mendengar pembuatan bakso mencampurkan bahan kimiawi boraks juga, selain beberapa jenis bahan kimiawi yang sudah terbukti membahayakan kesehatan, masih lolos tak terkotnrol. Betapa longgarnya kendali terhadap pemakaian bahan-bahan berbahaya karena memang tidak mudah rentang kendali untuk ribuan industri makanan dan minuman rumahan, termasuk jamu rumahan.
MInyak goreng bekas
Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir jalan juga menggunakan minyak goreng bekas, kalau minyak goreng yang sudah dioploas dengan minyak lain yang lebih murah. Minyak goreng oplosan ini yang diduga membahayakan kesehatan.Kita sudah tahu kalau minyak goreng bekas (jelantah) bersifat karsinogenik juga. Restoran ayam goreng yang tidak memakai lagi minyak goreng habis pakainya, menjualnya ke penjual gorengan pinggir jalan. Kalai itu dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, tentu sama tidak sehatnya dengan bahan karsinogenik lainnya. Termasuk jika kita melakukannya juga di rumah sendiri.
Jangka pendek dan jangka panjang
Bahaya makanan jajanan sekolah dan jajanan makanan umumnya bisa muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang. Jangka pendek, terjadi "keracunan makanan" sebab tercemar mikroorganisme, parasti atau bahan racun kimawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan.Bayangkan kalau minuman jajanan dibaut dari air mentah (tentu berkuman). Belum bahaya yang datang dari zat tanmbahan (additve) yang beresiko membahayakan kesehatan, tentu akan menimbulkan keluhan seperti pening, pusing, sampai gangguan kesadaran (susunan saraf pusat).Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan, apabila bahan tambahan dalam maanan-minuman bersifat pemantik kanker, seperti sudah disebut di atas, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainnya.Kita menyaksikan hampir semua kalangan di Indonesia, baik anak sekolah, orang kantoran di kota besar, apalagi yang di pedesaan, rata-rata sudah tercemar oleh beragam bahan kimiawi berbahaya dalam makanan, kudapan, atau penganan jajanan mereka. Melihat kondisi seperti itu, semakin murah-meriah suatu jajanan, boleh disimpulkan semakin besar beresiko membahayakan kesehatan.Bahaya jangka panjang juga muncul bila jajanan sampai tercemar cacing. Kebanyakan sayur mayur mentah (pernah diselidiki) di supermarket mengandung telur cacing perut karena konon sebelum dibawa ke kota, dibersihkan memakai air selokan digunung. Air selokan umumnya sudah tercemar tinja berpenyakit (penderita penyakit cacing perut).Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja makanan (gado-gado, rujak, buang dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja makanann (food handler) mengidap penyakit cacing. Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan duku tetapi langsung menyajikan makanan, telur cacing di kuku jemarinya akan mencemari makanan jajanannya.Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon, dna pindah ke makanan jajanan. Cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari makanan jajanan.Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa, termasuk orang gedongan dan pekerja kantoran. Biasanya baru kedapatan cacingan kalau iseng melakukan pemeriksaan laboratorium tinja. Tahu-tahu ada telur cacingnya.Pada anak sekolah, kecacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia). baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar (sampel sebuah Yayasan LSM) menderita anemia. Besar kemungkinan selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari jajanan harian yang tercemar cacing perut.
posted by wahjoe at 11:45 PM | Permalink | 0 commenti

M3-Transfer Pulsa Gitu !?

M3-Transfer Pulsa adalah layanan yang memungkinkan pelanggan IM3 melakukan isi ulang ke nomor IM3 dengan mengambil dari sisa pulsa yang ada pada si pentransfer.
Ketentuan yang berlaku untuk Layanan M3 Transfer
Status Kartu masih aktif (sebelum berada dalam Grace Period/Masa Tenggang).
Harus mempunyai minimal pulsa Rp 10.000,- setelah pulsa awal dikurangi pulsa yang ditransfer (Belum termasuk biaya sms transfer). Jadi besarnya Tracehold untuk melakukan Transfer Pulsa adalah Rp. 10.000 + Rp. 500 = Rp. 10.500
Minimum Nilai Nominal pulsa per-transfer adalah Rp 5.000 dan Maksimum Nilai Nominal pulsa per-transfer adalah Rp 100.000.
Maksimum Total Nilai Nominal Transfer Pulsa per hari adalah Rp 200.000
Pulsa yang ditransfer tidak akan menambah masa aktif penerima dan tidak mengurangi masa aktif pengirim.
Bagi pelanggan IM3 yang baru saja mengaktifkan paket perdana IM3 tidak dapat langsung menikmati layanan transfer pulsa. Pelanggan diwajibkan melakukan isi ulang (reload) terlebih dahulu dengan denominasi pulsa berapapun. Setelah melakukan reload, mereka dapat menikmati layanan transfer pulsa dengan melakukan registrasi terlebih dahulu.
Cara Mendaftar :
Registrasi diperlukan untuk memperoleh PIN yang akan dipergunakan setiap melakukan Transfer Pulsa Pada H+1 (maksimum) dengan cara :
Ketik SMS dengan format sebagai berikut :
REG
Kirim ke Kode Akses 151
Pesan Balasan yang akan diterima adalah sebagai berikut:
"Pelanggan telah mendaftarkan pada layanan M3-Transfer. PIN untuk transfer pulsa akan pelanggan terima dlm waktu 1X24 jam"
Saat mendapatkan PIN, akan menerima pesan sebagai berikut :
"PIN M-Transfer Pelanggan . Untuk keamanan silahkan ganti PIN. Kirim SMS ke 151: PIN . PIN harus 6 angka"
Cara Mengganti PIN
Untuk keamanan, segera ganti PIN, dimana PIN baru harus di ketik dua kali untuk verification dengan cara ketik SMS dengan format :
PIN [PIN Lama] [PIN baru] [PIN baru]Kirim ke Kode Akses 151
Pesan Balasan yang akan diterima adalah sebagai berikut:"PIN M-Transfer pelanggan yang baru adalah [pin baru]"
Cara Mentransfer Pulsa
1.
Proses Transfer Pulsa dilakukan dengan cara ketik SMS dengan format: TP [NO_TUJUAN] [Denominasi] Kirim SMS ke kode akses 151 Catatan : [NO_TUJUAN] = Nomor IM3 dengan format 085xxxxx [Denominasi] = minimal 5000, maksimal 100000 pertransfer Contoh : TP 08561234567 25000 Yakni transfer pulsa ke nomor 08561234567 dengan denominasi Rp 25.000
2.Konfirmasi Transfer Pulsa Konfirmasi Transfer Pulsa dilakukan untuk memberikan notifikasi apakah mau dilanjutkan atau dibatalkan dengan bunyi pesan : "Pulsa Pelanggan saat ini Rp. . Pelanggan mentransfer pulsa ke sebesar Rp . ketik YA utk setuju atau BATAL utk cancel"
3.Berikut Notifikasi yang akan diperoleh setelah sukses dilakukan transaksi Transfer Pulsa : "Pelanggan telah mentransfer Rp ke pada dd-mm-yy, pukul hh:mm (Transaction ID= XXXX)"
Untuk informasi lengkap hubungi :Call Centre 24 jam: (021) 30003000 atau 300 dari M3 Anda
posted by wahjoe at 10:52 PM | Permalink | 0 commenti

Seluler Indosat Capai 6 Juta Pelanggan - 07 Januari 2004

PT Indosat telah berhasil mencapai 6 juta pelanggan untuk produk Mentari/Matrix dan IM3 Smart/Bright. Hal ini disampaikan Hasnul Suhaimi, Direktur Pemasaran Seluler PT Indosat, di Jakarta, Rabu (7/1).Pencapaian itu diperoleh dari produk Mentari/Matrix sebanyak 5 juta pelanggan pada awal 2004, dan sisanya dari penjualan kartu IM3 Smart/Bright sebanyak 1 juta pelanggan yang didapatkan beberapa hari menjelang pergantian tahun lalu. Menurut Hasnul, keberhasilan produk IM3 mencapai 1 juta pelanggan dalam kurun waktu dua tahun ini merupakan prestasi tersendiri. Hasnul menambahkan, merger yang dilakukan Indosat antara PT Indosat Multimedia Mobile (IM3) dan PT Satelindo pada November 2003 lalu diharapkan dapat menghasilkan peningkatan kualitas pelayanan yang lebih efisien dan efektif. “Sehingga kami dapat memfokuskan diri pada kepuasan pelanggan,” tegasnyaDengan merger tersebut, kata Hasnul, produk-produk seluler yang semula dimiliki oleh masing-masing operator mulai saat itu dikelola oleh Indosat. Pengelolaannya berada di bawah direktorat khusus yang menangani bisnis seluler dengan tetap mempertahankan produk yang sudah ada di pasaran. “Indosat akan mengupayakan semua menjadi satu, seperti penagihan ataupun billing," ujar Hasnul. "Dalam tiga bulan lagi di Jawa Timur semua jaringan sudah menjadi satu, yaitu Indosat."Menurut Hasnul, usaha penyatuan jaringan ini nantinya akan diikuti dengan penyatuan jaringan di Jakarta. “Tarif tetap berbeda sesuai dengan kartu yang digunakan,” tambahnya.
posted by wahjoe at 10:47 PM | Permalink | 0 commenti

Indosat Lebih Fokus ke Seluler - 02 Pebruari 2005

PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) akan lebih memfokuskan ke bisis seluler di masa mendatang.Wakil Direktur Utama Indosat Ng Eng Ho mengatakan, belanja barang modal (capex) perusahaan tahun ini sekitar US$ 1 miliar. Sekitar 80 persen pengeluaran untuk belanja barang modal itu untuk pengembangan seluler. "Sisanya untuk pengembangan teknologi informasi," kata Eng Ho kepada wartawan dalam peluncuran logo baru Indosat di Jakarta, Rabu Siang (2/2)Direktur Telekomunikasi Tetap dan Midi Indosat Wahyu Wijayadi menambahkan, dibandingkan tahun lalu bisnis selular tahun ini sudah lebih dominan. Penambahan dananya pun akan lebih tinggi dibanding tahun lalu. Wahyu juga mengatakan, investasi StarOne--telepon tetap nirkabel--tahun lalu besarnya US$ 40 juta. "Tahun ini sekitar itu juga," kata Wahyu. Menurut Wahyu, bila dulu Indosat lebih fokus ke telekomunikasi internasional, sekarang sudah lebih berintegrasi. Saat ini, Indosat memiliki semua layanan telekomunikasi yang disebut full services and network provider. Di antaranya saluran langsung internasional, seluler, satelit, internet, dan data komunikasi.
posted by wahjoe at 10:37 PM | Permalink | 0 commenti

Indosat Luncurkan Flat Call 016 - 23 Maret 2005

PT. Indosat Tbk kembali meluncurkan layanan baru yaitu telepon internasional murah (Flat Call) 016. Peluncuran Flat Call 016 dilakukan Direktur Corporate market Indosat, Wahyu Wijayadi di Zoom Lounge, Jakarta (23/3). Wahyu mengatakan, peluncuran Flat Call ditujukan untuk memberi pilihan lebih banyak lagi kepada para pelanggan jasa Indosat dalam melakukan percakapan internasional. "Namanya juga Flat Call, kemana saja, kapan saja ke negara mana saja tarifnya sama, serta bebas air time," kata Wahyu. Tarif Flat Call setiap menitnya, Rp 2.900. Fasilitas layanan Flat Call 016 ini dikatakan Wahyudi dapat langsung dinikmati pelanggan yang memiliki kartu Mentari, Matrix, IM3 dan StarOne.Dengan peluncuran layanan Flat Call 016, diharapkan dapat meningkatkan pelanggan Indosat yang saat ini mencapai lebih dari 10 juta pelanggan. Sedangkan untuk layanan sambungan internasional sendiri, Indosat saat ini telah memiliki 3 macam, yaitu SLI 001 (tarif premium), SLI 008 (tarif discount) dan VoIP (tarif murah).
posted by wahjoe at 10:27 PM | Permalink | 1 commenti

About me

My Photo
Name:
Location: Semarang, Central Java, Indonesia

Wahyu Thanks to: Allah SWT pemilik penuh jiwa ragaku, Muhammad SAW pembawa risalahku, Ibu n Bapak perantara hidupku, big family of Ps, memori terindahku di STEMBA Semarang (sebuah kisah klasik), teman temanku di TKJ Classes(kalianlah yang terbaik), peri peri yang pernah datang dan pergi (jadikan pelajaran, tetaplah menjadi bintang di langit..), saudara saudaraku (aku memang pengecut), my teacher mr Agus, mr joesti, mr taufik thanks for your gift, jln mugas barat dan dalam sebagai saksi bisu hidupku -sad n happy, lonely, spare n busy, semua yang telah kuterima dan kurasakan "myself is my best ever had", dunia yang masih mau menyelimutiku, dont miss me, I do love you all....

My Shout Box

Favourite Links

Waktu Terus Berlalu

Credits

  Distributed by:
Template copyright :
V4NY ONLY TEMPLATES
Powered by :
Powered by Blogger